Senin, 02 November 2009

terjebak background

TERJEBAK BACKGROUND….

Seringkali kita harus berhadapan dengan kondisi yang sebenarnya tidak kita inginkan, tetapi harus kita lakukan. Dengan rasa terpaksa seseorang harus menutupi kekurangannya agar tak terlihat oleh orang lain, berpura – pura bahagia dengan senyumannya padahal seharusnya ia menangis dengan kondisi sesungguhnya. Ada lagi seseorang terpaksa layaknya orang yang tak memiliki masalah, kesulitan hidup hanya karena ia mengimbangi orang – orang disekitarnya yang selama ini menganggapnya orang kaya. Beban itu harus ditanggung hanya karena rasa takutnya ejekan yang mendera, karena tidak ingin malu dihadapan orang lain, sehingga akhirnya mereka terkungkung oleh situasi yang seharusnya tidak mereka lakukan,terjebak oleh keadaan.

Banyak contoh yang membuat mereka harus terjebak oleh situasi seperti itu, ada sepasang suami istri yang dikenal berasal dan berlatar belakang dari keluarga kaya. Keluarga sang suami sungguh senang karena menantu mereka bukan orang susah, sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk kelangsungan rumah tangga anak mereka. Begitupula dengan keluarga sang istri, tak kalah senang karena anak perempuan mereka tidak akan merasa kekurangan karena memiliki mertua yang kaya. Pada suatu saat ternyata ekonomi rumah tangga suami istri itu tak selamanya berjalan mulus, beberapa kali mereka harus mendapatkan permasalahan ekonomi. Mereka pun berharap orang tua mereka dapat membantu kesulitan yang sedang mereka alami. Tetapi keduabelah pihak keluarga mereka sama – sama saling mengandalkan, akhirnya pasangan suami istri itu bingung harus meminta pertolongan pada siapa. Si suami malu hati kalau orangtua si istri menganggap dirinya tak becus mengurus keluarga apalagi orangtuanya orang yang berkecukupan, sedangkan kalau meminta pada orangtuanya sendiri, ia juga tak kalah malu karena nanti dikira orangtua si istri sedang jatuh miskin. Sebuah dilema, karena mereka terjebak oleh background keluarga masing – masing, sehingga pada saat mereka terjatuh, mereka tak memiliki nyali untuk membuka keadaan mereka yang sesungguhnya.

Contoh lain, karena ingin berbakti dan membahagiakan orangtua, seorang anak akhirnya membantu usaha orangtuanya yang sedang berjalan. Meskipun dalam hati sebenarnya mereka tidak tertarik dengan pekerjaan itu, atau ingin usaha dan bekerja dibidang lain. Mungkin kita bisa melihat beberapa orang yang sukses dengan pekerjaan mereka meskipun itu warisan usaha orangtua mereka. Akan tetapi bisa kita temui ada beberapa orang yang harus jatuh bangun karena memang tidak memiliki keahlian dibidang itu, dan mereka terjebak oleh kondisi yang tidak mendukungnya. Mereka harus berpura – pura untuk menyenangi pekerjaan itu, dan mereka dengan terpaksa menunjukkan wajah penuh bangga karena tidak perlu susah lagi mencari pekerjaan.

Dua contoh tadi mungkin hanya beberapa orang saja yang pernah mengalaminya, masih banyak contoh lain yang saya tidak ketahui dimana orang lain pernah merasakannya. Yang saya tahu sungguh tidak mengenakan berada dalam posisi tersebut, kita tidak leluasa mengekspresikan apa yang kita rasa. Menutupi permasalahan mungkin sah – sah saja selama masih dalam batas tertentu, tetapi akan lebih baik bila permasalahan itu dapat diselesaikan bersama orang – orang terdekat kita tanpa rasa canggung atau malu hati. Intinya jangan sampai latar belakang dan keadaan malah menyusahkan langkah kita menuju hari – hari yang lebih baik lagi…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar